Rabu, 01 Juli 2015

Artikel Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri



“Manajemen Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun
Sebagai Upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Serta Perlindungan Lingkungan


Bahan berbahaya dan beracun sering disingkat dengan B3 merupakan aspek penting yang perlu mendapatkan perhatian lebih, karena jika tidak ditangani dengan benar bisa menyebabkan pencemaran lingkungan dan bisa menimbulkan korban jiwa bagi pekerja yang nantinya akan menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan. Sehingga dalam penyimpanan, pengelolaan dan penanganannya perlu memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan. Adapun dampak atau pengaruh dari limbah B3 tersebut adalah bisa menyebabkan kebakaaran, ledakan, keracunan, dan iritasi pada permukaan atau bagian tubuh manusia.
Beberapa dampak dari B3 :
  1. Kebakaran bisa terjadi jika terdapat segitiga api berupa bahan bakar ( bisa pelarut organik dan gas), udara, dan sumber panas ( dapat berupa api terbuka, logam panas, bara api atau loncata listrik maupun percikan api pada saat menggunakan mesin gerinda.
  2. Ledakan, dapat terjadi oleh reaksi yang amat cepat dari bahan peledak, atau gas yang mudah terbakar atau reaksi dari berbagai peroksida organikdan bisa juga terjadi karena adanya gas cair pada tekanan tinggi yang tidak terkendali.
  3. Keracunan merupakan kondisi dimana terdapat bahan kimia yang masuk kedalam tubuh yang mengakibatkan efek terhadap tubuh seperti pusing, mual, bahkan kematian.
  4. Iritasi merupakan kerusakan atau peradangan yang terjadi di permukaan tubuh seperti kulit, mata, dan saluran pernafasan oleh bahan kimia korosif atau iritan seperni NaCl.
Beberapa faktor penyebab kecelakaan kerja :
  1. Sikap dan tingkah laku pekerja ( 60% )
  • Terjadi karena keterbatasan pengetahuan/keterampilan kerja, lalai dan ceroboh dalam bekerja, tidak taat petunjuk dan prosedur kerja, tidak disiplin dan tidak memakai APD
  1. Alat dan bahan yang tidak aman ( 7% )
  • Bisa terjadi jika alat kerja yang dipakai tidak sesuai dengan standar, misalkan sedang mengangkan benda yang berat menggunakan crane dan chain block yang digunakan sudah berkarat maka kemungkinan yang bisa terjadi, pada saat pengangkatan bisa saja rantai dari chain block tersebut putus dan benda yang sedang diangkat terjatuh.
  1. Lingkungan kerja yang tidak aman ( 13% )
  • Salah satunya jika kita bekerja di laboratorium kimia yang terdapat berbagai jenis bahan kimia, dan kita tidak tahu efek dari berbagai bahan kimia di lab
  1. Pengawasan yang lemah ( 20% )
  • Rendahnya pengawasan dari Pihak K3 yang tidak selalu melakukan pengecekan terhadap area kerja.

Terdapat unsur – unsur pengelolaan atau manajemen B3 diantaranya :
  1. Perencanaan
  • Dilakukan untuk menghindari pengadaan barang yang tidak sesuai dengan kegiatan yang akan dikerjakan dan bisa menyebabkan penumpukkan stok barang sehingga menyebabkan ruangan menjadi sempit yang mengganggu selama proses produksi berlangsung, dan bisa menyebabkan kecelakaan kerja seperti tertimpa barang yang jatuh, memakai bahan kimia yang sudah kedaluwarsa, dan sebagainya.
  • Dilakukan dalam kurun waktu tertentu misal 1 tahun mulai dari perencanaan pengadaan, penyimpanan/penggudangan, dan penggunaannya.
  • Perencanaan disini, juga harus mengetahui berbagai jenis bahan – bahan kimia, dampaknya, cara pemakaian dan penanggulangannya.
  1. Pengorganisasian
  • Merupakan suatu langkah yang dilakukan dengan menunjuk atau memberi wewnang dan tanggung jawab kepada personil yang tepat dan baik sebagai pengelola, pemakai, maupun pengawas keselamatan kerja.
  • Dalam pengorganisasia, perlu adanya kordinasi dari berbagai pihak dan harus ditetapkan mengenai penyimpanan B3 setiap saatnya sehingga personil yang diberikan wewenang untuk menangani masalah B3 harus tahu syarat penyimpanan jenis bahan B3 tersebut
  1. Pelaksanaan
  • Dilakukan dengan memantau kegiatan pemakaian B3 mulai dari keberadaannya, penggunaannya, apakah sudah sesuai dengan prosedur dan instruksi yang telah ditetapkan atau belum. Dan jika terjadi sesuati hal yang tidak diinginkan akan dapat ditelusuri sebab – sebab maupun akibat dari suatu kecelakaan.
  • Prosedur harus digunakan setiap kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan B3 oleh semua personil, kemudian prosedur harus mengacu pada informasi yang telah ada pada setiap bahan kimia.
  1. Pengendalian
  • B3 merupakan unsur manajemen yang sangat penting mencangkup perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan. Dapat dilakukan dengan inspeksi dan audit lapangan maupun melihat dokumen dan record data yang ada.
Prinsip utama dalam menangani B3 tersebut adalah mendapat informasi sebanyak mungkin terlebih dahulu sebelum menanganinya. Sangat tidak mungkin dapat mengenal cara penanganan semua jenis bahan kimia, bukan saja tidak praktis tetapi masing –masing kimia memiliki sifat yang berbeda – beda. Cara penanganan bahan kimia biasanya didapat dari perusahaan yang memasok bahan kimia tersebut, sehingga jika kita akan membeli suatu bahan kimia kita harus menanyakan secara detail mengenai sifat bahan kimia tersebut.


DAFTAR PUSTAKA
1. ZULKARNAIN ADJRAAM, “Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Bahan-bahan Berbahaya dan Beracun”, Lokakarya Keselamatan dan Kesehatan Kerja BATAN, Tahun 1991.
2. ANONIM, “Panduan Bahan Berbahaya “ edisi 1, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Tahun 1985.
3. ANONIM, “National Workshop on Safety and Control of Toxic Chemicals and Pollutansts”, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1989
4. NUR TRI HARJANTO dkk, “Identifikasi potensi bahaya non radiasi di Instalasi Radiometalurgi”, Prosiding hasil-hasil penelitian EBN tahun 2008, ISSN 0854-5561, PTBN-BATAN, Tahun 2008.
5. BAMBANG SUPARDJO, “Keselamatan Pemakaian Bahan Peledak

Selasa, 30 Juni 2015

Artikel Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri



“Evaluasi Konsep Produk Dengan Pendekatan Green Quality Function Deployment II”

Jurnal Teknik Industri Vol 6 No.2, Desember 2014: 156 - 168
Oleh :
  • Septin Puji Astuti
  • Udisubakti Ciptomulyo
  • Mokh.Suef

Green Quality Function Deployment ( QFD ) II merupakan suatu alat untuk mendesain dan mengembangkan produk baru yang mampu mengintegrasikan kualitas kedalam desain, memenuhi keinginan konsumen yang diterjemahkan kedalam technical responses. QFD disini bertujuan untuk mengevaluasi konsep produk lampu yang berkualitas, ramah lingkungan dan biaya rendah. Metode ini bukan hanya mengutamakan aspek kualitas, tetapi juga mengutamakan aspek lingkungan dan biaya kedalam matriks – matriksnya. Aspek – aspeknya yaitu Quality House, Green House dan Cost House.
Adapun tujuan dari penelitian di jurnal ini adalah memahami proses desain dan pengembangan produk yang memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen, ramah lingkungan dan ekonomis. Metoda penelitian yang pertama yaitu dengan cara mengidentifikasi technical response kualitas, lingkungan dan biaya melalui analisis yang didasarkan pada produk, permintaan – permintaan technical response yang kemudian di kembangkan menjadi sebuah inovasi atau terobosan baru. Setelah melakukan identifikasi maka dari sederetan alternatif konsep produk tersebut mulai dikembangkan dan dibuat konsep rancangan produknya melalui Concept Comparison House ( CCH ).
Setelah dilakukan analisa dan pengelompokkan berupa ruang untuk matriks korelasi antara tiga permintaan ( Kualitas, lingkungan dan biaya ) , ruang daftar alternatif – alternatif konsep produk dan konsep pengembangan produk, dan ruang tingkat kepuasan pelanggan, maka langkah selanjutnya dilakukan pengambilan keputusan yang bersumber dari beberapa orang atau kelompok yang mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi dan pemecahan masalahnya.
Pada penelitian kali ini yang dibahas adalah mengenai kualitas lampu. Lampu yang sering kita pakai, sebenarnya ada dampak negatinya, yaitu bisa mengakibatkan pemanasan global, pembentukan fotokimia ozon, dan keracunan, mengganggu kesehatan, bahkan bisa menyebabkan kematian yang di sebabkan oleh limbah lampu yang sudah rusak dan mempunyai kualitas yang buruk. Dari hasil penelitian dijelaskan bahwa karakteristik lampu yang baik dan memenuhi kriteria adalah lampu yang berkualitas, ramah lingkungan, umur hidupnya lama, menyala terang, jangkauan cahaya luas, tidak merusak manusia, lingkungan dan makhluk hidup disekitar dan biaya pemakaiannya rendah.
Salah satu cara yang dilakukan untuk mencapai kriteria tersebut yaitu dengan lebih memperhatikan kinerja rangkaian komponen elektronika, kuantitas dan kualitas raksa dan kekuatan actub. Agar lampu tidak memberi dampak negatif bagi lingkungan maka emisi dari raksa harus dikurangi.
Terdapat matriks – matriks yang perlu di perhatikan dalam produksi lampu diantaranya :
  1. Matriks Quality House
  1. Cayaya terang dan luas
  2. Umur panjang
  3. Gelas tidak mudah pecah
  4. Dampak terhadap manusia dan lingkungan kecil
  5. Hemat Energi
  6. Mudah ditemui di toko toko
  7. Mudah dipasang
  8. Cepat/mudah menyala
  9. Harga Murah
  10. Garansi
  11. Bentuk Menarik
  12. Pembungkus Menarik
  13. Merk Terkenal
  1. Matriks Green House
  1. Global Warming
  2. Acidification
  3. Human Toxicity ( Water )
  4. Human Toxicity ( Solid )
  5. Exotoxicity ( Soil, Chronic )
  6. Exotoxicity ( Water, Chronic )
  1. Matriks Cost House
  1. Proses Produksi
  • Bahan baku langsung
  • Tenaga kerja langsung
  • Overhead
  1. Pengolahan Limbah
  • Operasi/Maintenace
  • Energi
  1. Distribusi dan Servis
  • Transportasi
  • Tenaga Kerja
  1. Biaya Bagi User
  • Pembelian
  • Listrik


DAFTAR PUSTAKA

  • Akao, Y., 1991. Quality Function Deployment: Integrating Customer Requirements Into Product Design, Productivity Press. Portland, Oregon.
  • Billatos, S. B., and N. A. Bassaly, 1997. Green Technology and Design for the Environment,Taylor & Francis, Ltd.
  • Burall, P., 1991. Green Design, The Design Council of United Kingdom.
  • Cohen, L., 1995. Quality Function Deployment : how to make QFD work for you, Addison – Wisley Publishing Company.
  • Curran, M. A., 1996. Environmental Life-Cycle Assessment, Mc Graw Hill.
  • DeMendonça, M., and T.E. Baxter, 2001. “Design for the environment (DFE): An Approach to achieve the ISO 14000 international standardization”, Environmental Management and Health, Vol. 12 No. 1, pp. 51-56.
  • Dong, C., C. Zhang, and B. Wang, 2001. “Integration of green quality function deployment and fuzzy multiattribute utility thoery-based cost estimation for environmentally conscious product development”, International Journal of Environmentally Conscious Design & Manufacturing.
  • Green, L. N., and E. Bonollo, 2002. “The Development of a Suite of Design Methods Appropriate for Theaching Product Design”, Global Journal of Engineering Education, Vol. 6, No 1, Australia.
  • Saaty, T. L., 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, PT Pustaka Binaman
  • Pressindo, Jakarta.
  • Ulrich, K. T., and S. D. Eppinger, 2001. Perancangan dan Pengembangan Produk, Salemba Teknika, Jakarta
  • Wenzel, H., M. Hauschild, and L. Alting, 1997. Environmental Assessment of Products, Volume 1 Methodology, Tools and Case Studies in Product Development, Chapman & Hall
  • Zhang, Y., H. P., Wang, and C. Zhang, 1998. “Product Concept Evaluating Using GQFD-II and
  • AHP”, International Journal of Environmentally Concious Design & manufacturing, Vol. 7, No 3.
  • Zhang, Y., H.P, Wang, and C. Zhang, 1999. “Green QFD – II: life cycle approach for environmentally conscious manufacturing by integrating LCA and LCC into QFD matrices”, International Journal Production Research, Vol. 37, pp 1075 – 1091.

Artikel Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri

Analisa Sistem Manajemen Lingkungan
Di PT. Janata Marina Indah Semarang
Berdasarkan ISO 14001

Penulis :
  • Darminto Pujotomo,ST.MT
  • Agus Yulianto Subekhi

PT. Janata Marina Indah Semarang merupakan salah satu perusahaan swasta nasional Indonesia, dalam bidang produk dan perbaikan kapal, dimana dalam proses produksinya melalui beberapa tahap yang mana setiap tahapnya dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Kemudian seiring berkembangnya jaman, semakin banyak permasalahan lingkungan salah satu penyebabnya yaitu limbah – limbah yang dihasilkan oleh perusahaan – perusahaan. Yang kemudian banyak perusahaan yang membuaat produk yang lebih ramah lingkungan, entah itu dari materialnya, prosesnya, barang jadi, hingga pengemasan barang tersebut ramah lingkungan. Oleh karena itu PT. Janata Indah Marina Semarang merencanakan untuk menerapkan standart – standart Internasional guna mendukung keberlangsungan perusahaan, yang diantaranya adalah menerapkan sistem manajemen lingkungan yang dikenal dengan Istilah ISO 14001. Standar ISO 14001 merupakan wahana yang digunakan untuk menjamin sistem manajemen lingkungan yang salah satunya terkait dengan polusi udara, polusi air, polusi tanah, bunyi atau kebisingan dan getaran, radiasi, perencanaan fisik, penggunaan bahan / material, penggunaan energi serta keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. Dengan menerapkan ISO 14001 ini perusahaan bisa mengurangi pencemaran lingkungan sebesar 20%. Bisa kita bayangkan jika semua perusahaan yang ada menerapkan ISO 14001 di perusahaannya maka akan tercipta lingkungan yang bebas dari polusi yang disebabkan oleh Industri.
Adapun Metode yang dilakukan untuk menentukan apakah PT. Janata Marina Indah Semarang layak diberikan sertifikasi ISO 14001 atau tidak yaitu dengan cara melakukan studi langsung dilapakangan, identifikasi masalah, perumusan masalah, penentuan tujuan penelitian, kemudian melakukan pengamatan langsung atau melakukan observasi terhadap literatur – literatur yang ada untuk mendapatkan teori – teori yang mendukung pemecahan masalah yang dilakukan.
Pengambilan data dilakukan dengan memberikan 31 pertanyaan kepada karyawan PT. JMI Semarang dan diberikan score yang nantinya score tersebut digunakan untuk menilai kondisi perusahaan saat ini tentang sistem manajemen lingkungan.
Adapun Checklist Pertanyaan dan Aspek yang di berikan yaitu mengenai :
  1. Prinsip Kebijakan dan Komitmen tentang lingkungan : Cukup
  2. Prinsip Perencanaan program manajemen lingkungan : Cukup
  3. Prinsip Penerapan dan Operasi : Cukup
  4. Prinsip Pemeriksaan dan Koreksi terhadap prosedur : Kurang
  5. Prinsip Tinjauan Manajemen Lingkungan : Kurang
  6. Rancangan Perbaikan : Cukup
  7. Rancangan Perbaikan Atas Prinsip Kebijakan dan Komitmen
Salah satunya dengan membentuk Manajemen Puncak dan membuat suatu kebijakan lingkungan.
  1. Rancangan Perbaikan Atas Prinsip Perencanaan
Salah satunya Melakukan idetifikasi aspek lingkungan
  1. Rancangan Perbaikan Atas Prinsip Penerapan dan Operasi
Salah satunya yaitu membuat program pelatihan dalam sistem manajemen lingkungan
  1. Rancangan Perbaikan Atas Prinsip Pemeriksaan dan Tindakan Koreksi
Melakukan Dokumentasi prosedur untuk mengevaluasi peraturan – peraturan produk kegiatan atau layanan.
  1. Rancangan Perbaikan Atas Prinsip Tinjauan Manajemen
Meninjau dan melakukan perbaikan kinerja lingkungannya secara keseluruhan.

Setelah dilakukan Observasi dengan pertanyaan – pertanyaan yang menghasilkan nilai / score maka didapat kesimpulan bahwa PT. Janata Marina Indah Semarang masih kurang memenuhi persyaratan ISO 14001. Dan adapun rancangan yang dihasilkan untuk perbaikan PT JMI semarang agar bisa mendapatkan sertifikasi ISO 14001 diantaranya :
  1. Diperlukan komitmen dan keterlibatan yang serius dari manajemen.
  2. Meningkatkan pengetahuan karyawan tentang sistem manajemen lingkungan
  3. Membuat semua pegawai terlinbat dan berperan dengan cara agar seluruh karyawan mengerti prosedur dan instruksi lingkungan yang terkait di setiap bidang kerja.
  4. Melakukan perbaikan secara proaktif terhadap semua elemen yang berhubungan dengan ISO 14001

DAFTAR PUSTAKA
- Anonim. 2007a. Standar. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Standardisasi. Diakses pada 12 april
2012.
- Anonim.2007b.ISO. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/ISO. Diakses pada 12 april 2012
- Bratasida. 1996. Manfaat Melakukan Audit Lingkungan.Jakarta : BAPEDAL
- Gemi. 1996. ISO 14001 Environmental Management System Self
- Assessment Checklist. Dalam http://www.gemi.org/resources/ISO_111.pdf. Diakses pada Maret 1996
- ISO 14001. 2004. Environmental Management Systems Requirement with Guidance for Use.

Minggu, 28 Juni 2015

Artikel ISO 14001 Sistem Manajemen Lingkungan

JURNAL TEKNOLOGI LINGKUNGAN
ISSN 1829-6572
Volume 4 No. 2, Desember 2007

Analisis Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 2004
PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tangerang

Oleh :
  • Margareta M Sintorini
  • Endro Suswantoro
  • Sinthya Rarasningrum


PT. Indah Kiat Pulp and Paper ( IKPP ) Tangerang sebagai penghasil pulp and paper terbesar di Asia merupakan perusahaan yan menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 : 2004 yang bertujuan untuk mendukung upaya perlindungan lingkungan dan pencegahan pencemaran dari sudut pandang konsumen, Internasional maupun lokal. Bahan baku kertas yang digunakan untuk pulp (kayu) dengan besaran 110.000 ton/tahun yang diproses akan menghasilkan produk sebesar 75% x 110.000 = 82.500 ton/tahun. Pada saat proses pembuatan, tidak semua bahan bisa berubah menjadi kertas tetapi sebagian berubah menjadi  limbah B3 yang bersifat korosif seperi Biocide, PAC, Caustic Soda dan lain sebagainya.
Dalam melakukan penelitian ini, ada beberapa metode yang diterapkan yaitu :
  1. Metode Deskriptif Analitis, merupakan metode yang dilakukan untuk mengamati suatu objek seperti kelompok manusia, kondisi kerja, cara kerja dan sebagainya apakah sudah sesuai atau belum.
  2. Metode Naturalistik ( Kualitatif ), merupakan metode untuk mengamati kondisi objek alamiah
  3. Metode Bencmarking, merupakan metode pembandingan dan pengukuran suatu proses bisnis dalam organisasi terhadap pola operasi yang terbaik, yang bertujuan untuk memberikan improvement terhadap kinerja suatu organisasi. Bisa juga disebut dengan alat penyempurna mutu dan kinerja.
  4. Metode Audit Lingkungan, merupakan metode yang dilakukan secara sistematis, terdokumentasi, periodik dan objektif sesuai dengan aturan yang berlaku di tempat tersebut.
  5. Metode Kuantitatif, merupakan metode yang banyak membutuhkan nilai berupa angka dalam menampilkan hasil pengamatan.
PT. IKPP Tangerang sudah melaksanakan ISO 14001 : 2004 dan Tersertifikasi oleh pihak SGS ( Societe Generale de Surveillance ) pada bulan September 1996. Setelah audit Internal dilakukan pada semester 1, 2007 semua Departemen sudah melaksanakan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 : 2004 yang diketahui dari semua dokumen dan rekaman yang menunjukkan keberlangsungan SML ISO 14001 : 2004 di Departemen Terkait. Dan juga kebijakan perusahaan mempublikasikan SML Iso 14001 : 2004 dalam bentuk kartu kecil ke seluruh karyawan.
Dari Hasil Audit Internal aspek lingkumgan penting yang terdapat diperusahaan ini adalah adanya bising, buangan kle air, buangan ke udara, sehingga dampak yang memiliki kemungkinan adalah :
  1. Mengganggu keselamatan dan kesehatan karyawan dan atau tamu
  2. Mengganggu lingkungan masyarakat disekitar lokasi pabrik
  3. Pencemaran Udara dan Air
  4. Penurunan Sumber Daya Alam

Dari hasil wawancara dengan responden sebanyak 53 orang mengenai pertanyaan seputar pengetahuan Individu mengenai Sistem Manajemen Lingkungan seperti, Apa itu ISO 14001, kemudian jadwal kegiatan pengelolaan lingkungan, manfaat dari penerapan ISO 14001, cara pengenalan ISO 14001 terhadap karyawan, tanggapan individu jika ada hal yang menyebabkan bahaya terhadap lingkungan sekitar dan sebagainya, menunjukkan hasil yang dominan ke arah positif. Artinya setiap pegawai sudah memahami dengan Benar ISO 14001 itu seperti apa.
Kemudian dari segi pengolahan dan pengendalian limbah cair dan padatpun menunjukkan kecenderungan dalam penyempurnaan kinerja dan sudah konsisten. Penanganan limbah padatpun sudah sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku yakni menyediakan ruangan khusus tempat penyimpanan dan pengolahan limbah B3, Sistem Pengamanan, Bentuk Kemasan, Simbol serta tanda petunjuk B3.
Adapun Faktor Pendukung dari penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 di PT. IKPP Tangerang adalah sebagai berikut :
  1. Adanya Komitmen Manajemen
  2. Perbaikan terus menerus ( berkelanjutan )
  3. Kepuasan Pelanggan
  4. Peduli Terhadap Lingkungan
  5. Peningkatan Sumber Daya

Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah :
  1. Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 di PT IKPP Tangerang sebagai Industri Pembuat Kertas sudah sesuai dengan standar Internasional.
  2. Tingkat Persentasi Pemahaman Karyawan terhadap Lingkungan di berbagai bidang lebih dari 90%
  3. Tingkat kepedulian dan sadar terhadap lingkungan sebesar 94%
  4. Tingkat Efisiensi pengolahan air limbah ( IPAL ), untuk efisiensi Suspended Solid sebesar 94,03% Efisiensi Chemical Oxygen Demand sebesar 95,14% dan efisiensi Biochemical Oxygen Demand sebesar 98,41%

Daftar Pustaka :
  1. Sulistiandriatmoko, Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 di Industri Baja Terpadu PT. Krakatau Steel. Jakarta : Tesis Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana, 1997.
  2. Rothery, B., Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14000, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, 1996.
  3. Anis, R., Evaluasi Perkembangan Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001, Studi Kasus: Tiga Industri di Jabotabek, Jakarta: Tesis Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana, 2000.
  4. Arikunto, S., Manajemen Penelitian, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2003.
  5. Riduwan, Metode dan Teknik Penyusunan Tesis, Alfabeta, Bandung, 2005.
  6. SNI 19-14001-2005, Sistem Manajemen Lingkungan-Persyaratan dan Panduan Penggunaan, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta,2005.
  7. Situs Website : http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/jtl/article/view/17566/17481