Selasa, 30 Juni 2015

Artikel Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri



“Evaluasi Konsep Produk Dengan Pendekatan Green Quality Function Deployment II”

Jurnal Teknik Industri Vol 6 No.2, Desember 2014: 156 - 168
Oleh :
  • Septin Puji Astuti
  • Udisubakti Ciptomulyo
  • Mokh.Suef

Green Quality Function Deployment ( QFD ) II merupakan suatu alat untuk mendesain dan mengembangkan produk baru yang mampu mengintegrasikan kualitas kedalam desain, memenuhi keinginan konsumen yang diterjemahkan kedalam technical responses. QFD disini bertujuan untuk mengevaluasi konsep produk lampu yang berkualitas, ramah lingkungan dan biaya rendah. Metode ini bukan hanya mengutamakan aspek kualitas, tetapi juga mengutamakan aspek lingkungan dan biaya kedalam matriks – matriksnya. Aspek – aspeknya yaitu Quality House, Green House dan Cost House.
Adapun tujuan dari penelitian di jurnal ini adalah memahami proses desain dan pengembangan produk yang memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen, ramah lingkungan dan ekonomis. Metoda penelitian yang pertama yaitu dengan cara mengidentifikasi technical response kualitas, lingkungan dan biaya melalui analisis yang didasarkan pada produk, permintaan – permintaan technical response yang kemudian di kembangkan menjadi sebuah inovasi atau terobosan baru. Setelah melakukan identifikasi maka dari sederetan alternatif konsep produk tersebut mulai dikembangkan dan dibuat konsep rancangan produknya melalui Concept Comparison House ( CCH ).
Setelah dilakukan analisa dan pengelompokkan berupa ruang untuk matriks korelasi antara tiga permintaan ( Kualitas, lingkungan dan biaya ) , ruang daftar alternatif – alternatif konsep produk dan konsep pengembangan produk, dan ruang tingkat kepuasan pelanggan, maka langkah selanjutnya dilakukan pengambilan keputusan yang bersumber dari beberapa orang atau kelompok yang mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi dan pemecahan masalahnya.
Pada penelitian kali ini yang dibahas adalah mengenai kualitas lampu. Lampu yang sering kita pakai, sebenarnya ada dampak negatinya, yaitu bisa mengakibatkan pemanasan global, pembentukan fotokimia ozon, dan keracunan, mengganggu kesehatan, bahkan bisa menyebabkan kematian yang di sebabkan oleh limbah lampu yang sudah rusak dan mempunyai kualitas yang buruk. Dari hasil penelitian dijelaskan bahwa karakteristik lampu yang baik dan memenuhi kriteria adalah lampu yang berkualitas, ramah lingkungan, umur hidupnya lama, menyala terang, jangkauan cahaya luas, tidak merusak manusia, lingkungan dan makhluk hidup disekitar dan biaya pemakaiannya rendah.
Salah satu cara yang dilakukan untuk mencapai kriteria tersebut yaitu dengan lebih memperhatikan kinerja rangkaian komponen elektronika, kuantitas dan kualitas raksa dan kekuatan actub. Agar lampu tidak memberi dampak negatif bagi lingkungan maka emisi dari raksa harus dikurangi.
Terdapat matriks – matriks yang perlu di perhatikan dalam produksi lampu diantaranya :
  1. Matriks Quality House
  1. Cayaya terang dan luas
  2. Umur panjang
  3. Gelas tidak mudah pecah
  4. Dampak terhadap manusia dan lingkungan kecil
  5. Hemat Energi
  6. Mudah ditemui di toko toko
  7. Mudah dipasang
  8. Cepat/mudah menyala
  9. Harga Murah
  10. Garansi
  11. Bentuk Menarik
  12. Pembungkus Menarik
  13. Merk Terkenal
  1. Matriks Green House
  1. Global Warming
  2. Acidification
  3. Human Toxicity ( Water )
  4. Human Toxicity ( Solid )
  5. Exotoxicity ( Soil, Chronic )
  6. Exotoxicity ( Water, Chronic )
  1. Matriks Cost House
  1. Proses Produksi
  • Bahan baku langsung
  • Tenaga kerja langsung
  • Overhead
  1. Pengolahan Limbah
  • Operasi/Maintenace
  • Energi
  1. Distribusi dan Servis
  • Transportasi
  • Tenaga Kerja
  1. Biaya Bagi User
  • Pembelian
  • Listrik


DAFTAR PUSTAKA

  • Akao, Y., 1991. Quality Function Deployment: Integrating Customer Requirements Into Product Design, Productivity Press. Portland, Oregon.
  • Billatos, S. B., and N. A. Bassaly, 1997. Green Technology and Design for the Environment,Taylor & Francis, Ltd.
  • Burall, P., 1991. Green Design, The Design Council of United Kingdom.
  • Cohen, L., 1995. Quality Function Deployment : how to make QFD work for you, Addison – Wisley Publishing Company.
  • Curran, M. A., 1996. Environmental Life-Cycle Assessment, Mc Graw Hill.
  • DeMendonça, M., and T.E. Baxter, 2001. “Design for the environment (DFE): An Approach to achieve the ISO 14000 international standardization”, Environmental Management and Health, Vol. 12 No. 1, pp. 51-56.
  • Dong, C., C. Zhang, and B. Wang, 2001. “Integration of green quality function deployment and fuzzy multiattribute utility thoery-based cost estimation for environmentally conscious product development”, International Journal of Environmentally Conscious Design & Manufacturing.
  • Green, L. N., and E. Bonollo, 2002. “The Development of a Suite of Design Methods Appropriate for Theaching Product Design”, Global Journal of Engineering Education, Vol. 6, No 1, Australia.
  • Saaty, T. L., 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, PT Pustaka Binaman
  • Pressindo, Jakarta.
  • Ulrich, K. T., and S. D. Eppinger, 2001. Perancangan dan Pengembangan Produk, Salemba Teknika, Jakarta
  • Wenzel, H., M. Hauschild, and L. Alting, 1997. Environmental Assessment of Products, Volume 1 Methodology, Tools and Case Studies in Product Development, Chapman & Hall
  • Zhang, Y., H. P., Wang, and C. Zhang, 1998. “Product Concept Evaluating Using GQFD-II and
  • AHP”, International Journal of Environmentally Concious Design & manufacturing, Vol. 7, No 3.
  • Zhang, Y., H.P, Wang, and C. Zhang, 1999. “Green QFD – II: life cycle approach for environmentally conscious manufacturing by integrating LCA and LCC into QFD matrices”, International Journal Production Research, Vol. 37, pp 1075 – 1091.

Artikel Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Industri

Analisa Sistem Manajemen Lingkungan
Di PT. Janata Marina Indah Semarang
Berdasarkan ISO 14001

Penulis :
  • Darminto Pujotomo,ST.MT
  • Agus Yulianto Subekhi

PT. Janata Marina Indah Semarang merupakan salah satu perusahaan swasta nasional Indonesia, dalam bidang produk dan perbaikan kapal, dimana dalam proses produksinya melalui beberapa tahap yang mana setiap tahapnya dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Kemudian seiring berkembangnya jaman, semakin banyak permasalahan lingkungan salah satu penyebabnya yaitu limbah – limbah yang dihasilkan oleh perusahaan – perusahaan. Yang kemudian banyak perusahaan yang membuaat produk yang lebih ramah lingkungan, entah itu dari materialnya, prosesnya, barang jadi, hingga pengemasan barang tersebut ramah lingkungan. Oleh karena itu PT. Janata Indah Marina Semarang merencanakan untuk menerapkan standart – standart Internasional guna mendukung keberlangsungan perusahaan, yang diantaranya adalah menerapkan sistem manajemen lingkungan yang dikenal dengan Istilah ISO 14001. Standar ISO 14001 merupakan wahana yang digunakan untuk menjamin sistem manajemen lingkungan yang salah satunya terkait dengan polusi udara, polusi air, polusi tanah, bunyi atau kebisingan dan getaran, radiasi, perencanaan fisik, penggunaan bahan / material, penggunaan energi serta keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. Dengan menerapkan ISO 14001 ini perusahaan bisa mengurangi pencemaran lingkungan sebesar 20%. Bisa kita bayangkan jika semua perusahaan yang ada menerapkan ISO 14001 di perusahaannya maka akan tercipta lingkungan yang bebas dari polusi yang disebabkan oleh Industri.
Adapun Metode yang dilakukan untuk menentukan apakah PT. Janata Marina Indah Semarang layak diberikan sertifikasi ISO 14001 atau tidak yaitu dengan cara melakukan studi langsung dilapakangan, identifikasi masalah, perumusan masalah, penentuan tujuan penelitian, kemudian melakukan pengamatan langsung atau melakukan observasi terhadap literatur – literatur yang ada untuk mendapatkan teori – teori yang mendukung pemecahan masalah yang dilakukan.
Pengambilan data dilakukan dengan memberikan 31 pertanyaan kepada karyawan PT. JMI Semarang dan diberikan score yang nantinya score tersebut digunakan untuk menilai kondisi perusahaan saat ini tentang sistem manajemen lingkungan.
Adapun Checklist Pertanyaan dan Aspek yang di berikan yaitu mengenai :
  1. Prinsip Kebijakan dan Komitmen tentang lingkungan : Cukup
  2. Prinsip Perencanaan program manajemen lingkungan : Cukup
  3. Prinsip Penerapan dan Operasi : Cukup
  4. Prinsip Pemeriksaan dan Koreksi terhadap prosedur : Kurang
  5. Prinsip Tinjauan Manajemen Lingkungan : Kurang
  6. Rancangan Perbaikan : Cukup
  7. Rancangan Perbaikan Atas Prinsip Kebijakan dan Komitmen
Salah satunya dengan membentuk Manajemen Puncak dan membuat suatu kebijakan lingkungan.
  1. Rancangan Perbaikan Atas Prinsip Perencanaan
Salah satunya Melakukan idetifikasi aspek lingkungan
  1. Rancangan Perbaikan Atas Prinsip Penerapan dan Operasi
Salah satunya yaitu membuat program pelatihan dalam sistem manajemen lingkungan
  1. Rancangan Perbaikan Atas Prinsip Pemeriksaan dan Tindakan Koreksi
Melakukan Dokumentasi prosedur untuk mengevaluasi peraturan – peraturan produk kegiatan atau layanan.
  1. Rancangan Perbaikan Atas Prinsip Tinjauan Manajemen
Meninjau dan melakukan perbaikan kinerja lingkungannya secara keseluruhan.

Setelah dilakukan Observasi dengan pertanyaan – pertanyaan yang menghasilkan nilai / score maka didapat kesimpulan bahwa PT. Janata Marina Indah Semarang masih kurang memenuhi persyaratan ISO 14001. Dan adapun rancangan yang dihasilkan untuk perbaikan PT JMI semarang agar bisa mendapatkan sertifikasi ISO 14001 diantaranya :
  1. Diperlukan komitmen dan keterlibatan yang serius dari manajemen.
  2. Meningkatkan pengetahuan karyawan tentang sistem manajemen lingkungan
  3. Membuat semua pegawai terlinbat dan berperan dengan cara agar seluruh karyawan mengerti prosedur dan instruksi lingkungan yang terkait di setiap bidang kerja.
  4. Melakukan perbaikan secara proaktif terhadap semua elemen yang berhubungan dengan ISO 14001

DAFTAR PUSTAKA
- Anonim. 2007a. Standar. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Standardisasi. Diakses pada 12 april
2012.
- Anonim.2007b.ISO. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/ISO. Diakses pada 12 april 2012
- Bratasida. 1996. Manfaat Melakukan Audit Lingkungan.Jakarta : BAPEDAL
- Gemi. 1996. ISO 14001 Environmental Management System Self
- Assessment Checklist. Dalam http://www.gemi.org/resources/ISO_111.pdf. Diakses pada Maret 1996
- ISO 14001. 2004. Environmental Management Systems Requirement with Guidance for Use.

Minggu, 28 Juni 2015

Artikel ISO 14001 Sistem Manajemen Lingkungan

JURNAL TEKNOLOGI LINGKUNGAN
ISSN 1829-6572
Volume 4 No. 2, Desember 2007

Analisis Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 2004
PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tangerang

Oleh :
  • Margareta M Sintorini
  • Endro Suswantoro
  • Sinthya Rarasningrum


PT. Indah Kiat Pulp and Paper ( IKPP ) Tangerang sebagai penghasil pulp and paper terbesar di Asia merupakan perusahaan yan menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 : 2004 yang bertujuan untuk mendukung upaya perlindungan lingkungan dan pencegahan pencemaran dari sudut pandang konsumen, Internasional maupun lokal. Bahan baku kertas yang digunakan untuk pulp (kayu) dengan besaran 110.000 ton/tahun yang diproses akan menghasilkan produk sebesar 75% x 110.000 = 82.500 ton/tahun. Pada saat proses pembuatan, tidak semua bahan bisa berubah menjadi kertas tetapi sebagian berubah menjadi  limbah B3 yang bersifat korosif seperi Biocide, PAC, Caustic Soda dan lain sebagainya.
Dalam melakukan penelitian ini, ada beberapa metode yang diterapkan yaitu :
  1. Metode Deskriptif Analitis, merupakan metode yang dilakukan untuk mengamati suatu objek seperti kelompok manusia, kondisi kerja, cara kerja dan sebagainya apakah sudah sesuai atau belum.
  2. Metode Naturalistik ( Kualitatif ), merupakan metode untuk mengamati kondisi objek alamiah
  3. Metode Bencmarking, merupakan metode pembandingan dan pengukuran suatu proses bisnis dalam organisasi terhadap pola operasi yang terbaik, yang bertujuan untuk memberikan improvement terhadap kinerja suatu organisasi. Bisa juga disebut dengan alat penyempurna mutu dan kinerja.
  4. Metode Audit Lingkungan, merupakan metode yang dilakukan secara sistematis, terdokumentasi, periodik dan objektif sesuai dengan aturan yang berlaku di tempat tersebut.
  5. Metode Kuantitatif, merupakan metode yang banyak membutuhkan nilai berupa angka dalam menampilkan hasil pengamatan.
PT. IKPP Tangerang sudah melaksanakan ISO 14001 : 2004 dan Tersertifikasi oleh pihak SGS ( Societe Generale de Surveillance ) pada bulan September 1996. Setelah audit Internal dilakukan pada semester 1, 2007 semua Departemen sudah melaksanakan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 : 2004 yang diketahui dari semua dokumen dan rekaman yang menunjukkan keberlangsungan SML ISO 14001 : 2004 di Departemen Terkait. Dan juga kebijakan perusahaan mempublikasikan SML Iso 14001 : 2004 dalam bentuk kartu kecil ke seluruh karyawan.
Dari Hasil Audit Internal aspek lingkumgan penting yang terdapat diperusahaan ini adalah adanya bising, buangan kle air, buangan ke udara, sehingga dampak yang memiliki kemungkinan adalah :
  1. Mengganggu keselamatan dan kesehatan karyawan dan atau tamu
  2. Mengganggu lingkungan masyarakat disekitar lokasi pabrik
  3. Pencemaran Udara dan Air
  4. Penurunan Sumber Daya Alam

Dari hasil wawancara dengan responden sebanyak 53 orang mengenai pertanyaan seputar pengetahuan Individu mengenai Sistem Manajemen Lingkungan seperti, Apa itu ISO 14001, kemudian jadwal kegiatan pengelolaan lingkungan, manfaat dari penerapan ISO 14001, cara pengenalan ISO 14001 terhadap karyawan, tanggapan individu jika ada hal yang menyebabkan bahaya terhadap lingkungan sekitar dan sebagainya, menunjukkan hasil yang dominan ke arah positif. Artinya setiap pegawai sudah memahami dengan Benar ISO 14001 itu seperti apa.
Kemudian dari segi pengolahan dan pengendalian limbah cair dan padatpun menunjukkan kecenderungan dalam penyempurnaan kinerja dan sudah konsisten. Penanganan limbah padatpun sudah sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku yakni menyediakan ruangan khusus tempat penyimpanan dan pengolahan limbah B3, Sistem Pengamanan, Bentuk Kemasan, Simbol serta tanda petunjuk B3.
Adapun Faktor Pendukung dari penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 di PT. IKPP Tangerang adalah sebagai berikut :
  1. Adanya Komitmen Manajemen
  2. Perbaikan terus menerus ( berkelanjutan )
  3. Kepuasan Pelanggan
  4. Peduli Terhadap Lingkungan
  5. Peningkatan Sumber Daya

Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah :
  1. Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 di PT IKPP Tangerang sebagai Industri Pembuat Kertas sudah sesuai dengan standar Internasional.
  2. Tingkat Persentasi Pemahaman Karyawan terhadap Lingkungan di berbagai bidang lebih dari 90%
  3. Tingkat kepedulian dan sadar terhadap lingkungan sebesar 94%
  4. Tingkat Efisiensi pengolahan air limbah ( IPAL ), untuk efisiensi Suspended Solid sebesar 94,03% Efisiensi Chemical Oxygen Demand sebesar 95,14% dan efisiensi Biochemical Oxygen Demand sebesar 98,41%

Daftar Pustaka :
  1. Sulistiandriatmoko, Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 di Industri Baja Terpadu PT. Krakatau Steel. Jakarta : Tesis Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana, 1997.
  2. Rothery, B., Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14000, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, 1996.
  3. Anis, R., Evaluasi Perkembangan Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001, Studi Kasus: Tiga Industri di Jabotabek, Jakarta: Tesis Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana, 2000.
  4. Arikunto, S., Manajemen Penelitian, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2003.
  5. Riduwan, Metode dan Teknik Penyusunan Tesis, Alfabeta, Bandung, 2005.
  6. SNI 19-14001-2005, Sistem Manajemen Lingkungan-Persyaratan dan Panduan Penggunaan, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta,2005.
  7. Situs Website : http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/jtl/article/view/17566/17481

Senin, 22 Juni 2015

Pencemaran Air dan Sifat Air Tercemar

Pencemaran air adalah masalah yang saat ini sulit untuk dihindari terutama didaerah padat penduduk dan sekitar tempat industri. Sebenarnya, yang menjadi sebab terjadinya pencemaran ini tidak lain karena sikap buruk serta ulah aktivitas yang dilakukan manusia, baik itu karena individu yang membuang sampah sembarangan ataupun pihak Industru yang tidak bertanggung jawab dalam hal penanganan limbah, yang ujungnya mengambil cara gampang yaitu membuang limbah hasil produksi ke sungai.
                      

Pencemaran air bukan merupakan hal pertama yang kita jumpai tetapi sudah banyak kasus yang terjadi akibat pencemaran air, yaitu banyak ikan mati karena danau tempat pemeliharaan ikan tercemar limbah berat atau polutan.
                      

Berikut beberapa hal yang menyebabkan pencemaran air diantaranya :
  1. Limbah Industri
Salah satu penyebab utama pencemaran air adalah pembuangan limbah hasil Industri. Pada umumnya sungai dan lautan merupakan tempat yang nyaman untuk membuang limbah pabrik. Banyak zat beracun yang terdapat di dalam limbah industri yang dibuang ke sungai dan sangat berbahaya bagi manusia maupun makhluk hidup lainnya. Air yang sudah terkontaminasi limbah tersebut sudah tidak layak untuk di gunakan.

      

  1. Sampah dan Kotoran
Penyebab yang selanjutnya adalah makin padatnya pemukiman manusia di sepanjang tepi sungai mengakibatkan sungai menjadi tempat untuk membuang sampah dan kotoran, yang mana kita ketahui kadang – kadang kotoran dan juga limbah lainnya bisa merembes melalui tanah dan dampaknya dapat mencemari air tanah bahkan sumur yang digunakan sebagai sumber untuk minum, mencuci, mandi dan sebagainya.

                          

  1. Tumpahan Minyak
Salah satu penyebab terjadinya pencemaran air yaitu, tumpahan jutaan galon minyak ke laut yang berasal dari kapal tanker besar. Minyak yang tumpah dan menyebar membuat kehidupan laut dan tanaman laut menjadi sulit mendapatkan sinar matahari dan udara untuk bernafas.

      

      

Adapun Sifat air yang tercemar adalah sebagai berikut :
  1. Warna kekuningan akan muncul jika air tercemar chromium dan materi organik. Jika air berwarna merah kekuningan, itu menandakan adanya cemaran besi. Sementara pengaruh lumpur akan memberi warna merah kecoklatan. 

                                   
  1. Kekeruhan, merupakan tanda bahwa air tanah telah tercemar seperti adanya lumpur, tanah liat dan berbagai mikroorganisme seperti plankton maupun partikel lainnya bisa menyebabkan air berubah menjadi keruh.

                        
  1. Polutan berupa mineral akan menyebabkan air tanah memiliki rasa tertentu. Jika terasa pahit, pemicunya bisa berupa besi, alumunium, mangan, sulfat maupun kapur dalam jumlah besar

                                       
  1. Air tanah yang rasanya seperti air sabun menunjukkan adanya cemaran alkali. Sumbernya bisa berupa natrium bikarbonat, maupun bahan pencuci yang lain misalnya detergen.

                              
  1. Bau yang tercium dalam air tanah juga menunjukkan adanya pencemaran. Apapun baunya, itu sudah menunjukkan bahwa air tanah tidak layak untuk dikonsumsi