Selasa, 21 April 2015

Jurnal Kimia

 
“Studi Karakteristik Dasar Limbah Industri Tepung Aren”
                     ( Jurnal Infrastruktur dan Lingkungan Binaan Vol. I No. 2, Desember 2005)



Oleh : 

Mayrina Firdayati  

Marisa Handajani





  1. Latar Belakang

          Industri tepung aren di Dukuh Bendo, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah merupakan industri andalan penduduk daerah setempat. Setelah industri jamur yang memanfaatkan limbah padat aren mengalami kebangkrutan, pihak industri mengalami kesulitan membuang limbah, sehingga limbah dibuang di bantaran sungai juga di jalan – jalan. Selain mengganggu estetika, limbah juga mulai mengganggu kualitas air setempat. 



                                    


                                    

          Aren ( Arenga pinnata Wurmb ) merupakan tumbuhan berbiji tertutup dimana biji buahnya terbungkus daging buah. Tepung aren dapat digunakan untuk pembuatan aneka produk makanan seperti soun, cendol, bakmi dan hun kwe. Sampai saat ini tepung dari pati batang aren belum bisa disubstitusi. Pembuatan tepung aren dilakukan terlebih dahulu dengan menebang batang pohon aren 1,25 – 2 meter. Pada industri tradisional, serat tadi dimasukkan ke bak yang dialiri air serta diaduk – aduk dan di tekan untuk memisahkan antara ampas aren dan tepungnya. Berikut Diagram alir Proses pembuatan tepung pati Aren :


  1. Tujuan Penelitian

          Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dasar limbah yang dihasilkan, baik limbah cair maupun padat. Data yang didapat akan digunakan untuk mencari solusi penanganan limbah di daerah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan kandungan besi pada air sumur masih diatas baku mutu yang ditetapkan yaitu 8,48 mg/L. Sementara kandungan BOD dan COD pada limbah cair masing – masing mencapai 2222 mg/L dan 5721,5 mg/L dari proses pengendapan serta 1806 mg/L dan 4231 mg/L setelah tahap klorinisasi. Parameter lain yang berpotensi mencemari lingkungan adalah amoniak yang mencapai 9,929 mg/L dari proses pengendapan dan 24,822 mg/L sesudah proses klorinasi. Analisis limbah padat aren menunjukkan proses utama industri tepung aren hanya memanfaatkan pati atau C organik 10% saja. Sementara kandungan P dan K limbah padat dalam bentuk ampas masih tinggi.

  1. Metode Penelitian

          Metode penelitian meliputi pengumpulan data primer dan sekunder di daerah lokasi industri penghasil tepung aren di Klaten, Jawa Tengah. Kegiatan penelitian meliputi :
Pengambilan sample air sumur, pengamilan sample limbah cair yang berasal dari proses pengendapan dan bagian akhir tahapan produksi setelah klorinisasi, serta limbah padat yang berasal dari parutan batang aren ( Limbah aren I ), pati aren hasil pengendapan ( Limbah aren II ) dan ampas akhir pengolahan ( Limbah aren III ). Pada semua jenis sample kemudian dilakukan pemeriksaan karakteristik.
Penelitian dilakukan dengan Analis Sampel :
  1. Karakteristik Air Sumur
  2. Karakteristik Limbah Cair
  3. Karakteristik Limbah Padat




  1. Hasil Penelitian

  1. Dampak limbah cair yang tidak diolah
          Hasil Limbah cair dipastikan mengandung bahan organik berupa pati atau serat baik terlarut maupun partikel tersuspensi. Apabila limbah cair industri ini dibuang ke lingkungan tanpa pengolahan terlebih dahulu, maka air limbah akan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan berbau busuk. Air limbah dapat meresap kedalam sumur maupun mengalir ke sungai di sekitar tempat terebut. Dan akibatnya sumur dan sungai tersebut akan mengalami penurunan kualitas dan tidak layak untuk digunakan sebagai sumber air bersih.

  1. Dampak limbah padat yang tidak diolah
          Limbah padat yang tidak ditangani dengan baik, berpotensi menimbulkan masalah bagi komunitas sekitarnya. Limbah padat yang komponen dasarnya terdapat materi organik, akan terdekomposisi secara alamiah di lingkungan. Namun dalam prosesnya sering sekali timbul gangguan bau dan estetika dari timbunan limbah padat ini. Limbah padat yang masih mengandung pati dan dalam keadaan lembab, diketahui kadang ditumbuhi beberapa jenis jamur yang dampaknya pada penyakit kulit.

  1. Usulam Pemecahan Masalah
     Setelah pabrik jamur yang menggunakan limbah padat aren sebagai media bangkrut karena masalah manajerial, sebenarnya ini bisa menjadi peluang bagi masyarakat setempat. Tetapi masih terdapat kendala yaitu bagaimana mencari formula media yang tepat untuk pertumbuhan jamur, karena limbah aren hanya menjadi salah satu sumber formula. Dan juga masih perlu banyak pengenalan mengenai industri jamur terhadap warga.
Kandungan Organik limbah yang masih tinggi, kemungkinan bisa dijadikan sebagai campuran pakan ternak. Tentunya ini memerlukan penelitian lebih lanjut karena serat dari limbah padat tidak bisa langsung menjadi sumber karbon, karena itu diperlukan proses pengoahan seperti fermentasi supaya menghasilkan zat – zat yang bermanfaat bagi ternak.
Proses pengolahan limbah bisa dilakukan dengan proses pengomposan, tetapi masih harus dilakukan penelitian lebih lanjut, karena tingginya kadar selulosa dapat menjadi masalah, supaya bisa menjamin kelangsungan produksi kompos dan tentunya menjadi penghasilan tambahan bagi penduduk.
Sementara penggunaan limbah cair untuk menyirami tanaman dan padi, bisa menjadi bahan penelitian lebih lanjut agar diharapkan dapat mengurangi pemakaian pupuk yang memang cukup mahal bagi petani.
    Sebagai Industri Tradisional diperlukan usaha teknologi bersih untuk mengefisiensikan penggunaan air, waktu produksi dan pemakaian bahan kimia tambahan ( Kaporit ). Usaha pengolahan air limbah menjadi salah satu alternatif sumber air baku untuk produksi. Dengan demikian usaha pengambilan air sumur dapat dikurangi. Kemudian penambahan kaporit untuk menghilangkan warna pada pati dengan dosis yang hanya di dasarkan pada pengalaman orang saja sebenarnya keurang optimal. Selain itu perlu dikaji manfaat penambahan kaporit dalam produksi pati aren. Dan dengan ditemukannya bakteri golongan fecal coliform dalam limbah cair bak pengendapan selama proses produksi harus diperhatikan agar tidak terjadi kontaminasi. Dan perlu dicari alternatif cara pelepasan pati dari serat aren selain dengan metoda penginjakan.





Daftar pustaka :

  • Hidayat, E.B., 1987, Flowering Behaviour in the Sugar Palm Arrenga pinnata. Forestry Abstract, November 1990, Volume 51. No. 11, page 825.
  • Masano, 1989, Germination of aren ( Arrenga Pinnata ) Seed Perkecambahan Benih Aren ( Arenga Pinnata ). Duta Rimba, Puslitbang Hutan, Bogor, Indonesia pada Forestry Abstract, Oktober 1992, Volume 5. No 10, page 959.    

    http://jurnalkimia.blogspot.com/2009/03/studi-karakteristik-dasar-limbah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar